Sunday, September 30, 2007

Belajar dari Cabe

"Ambil cabenya yang banyak aja sekalian nggak apa-apa, biar tumbuhnya makin banyak", begitu kata istri saya setiap kali ada tetangga yang ingin memetik cabe di rumah.

Di halaman rumah saya memang tumbuh beberapa pohon cabe yang lebat buahnya. Mau tahu rahasianya? Pupuk kandang-lah jawabannya. Pupuk kandang ini murah meriah, tapi hasilnya luar biasa. Kata tukang bunga yang paling bagus adalah pupuk kandang yang belum difermentasi dan berasal dari kotoran kambing.

Termasuk pohon-pohon cabe yang ada di halaman rumah saya, buahnya tumbuh lebat salah satunya berkat pupuk kandang ini. Sehingga, tak heran setiap orang yang lewat rumah pasti suka melihat warna-warni merah dan hijau buah cabe saya. Dan tak sedikit pula di antara mereka yang tergoda untuk memetiknya.

Ucapan istri saya itu selalu terngiang-ngiang di telinga. Katanya, pohon cabe itu semakin banyak dipetik maka akan semakin banyak pula tumbuh buahnya.

Suatu waktu saya juga mendengar istri saya berkata,"Kalau metik cabe jangan hanya yang di bagian bawah, tapi bagian atas juga. Supaya rimbun buahnya jadi merata".

Subhanallah. Dari cabe inilah hati saya jadi semakin tersadar bahwa ketika semakin banyak harta yang kita sedekahkan, maka pada hakikatnya harta kita tidak menjadi berkurang, tapi jadi bertambah. Hitung-hitungan Allah memang tidak sama dengan matematika biasa.

Dalam QS Al-Baqarah:261 Allah berfirman :

“Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan 1 butir benih yang menumbuhkan 7 bulir, dan pada setiap bulir terdapat 100 biji. Allah melipatgandakan balasan bagi yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui”


Harta kita yang hakiki bukanlah uang yang tersimpan di dompet, tabungan, deposito, dan lain sebagainya. Bukan pula rumah yang kita tempati atau mobil yang kita kendarai setiap hari. Harta kita yang akan kita bawa mati adalah harta yang dibelanjakan di jalan Allah. Harta kita yang hakiki adalah zakat kita, infak kita, dan sedekah kita.

Jadi, marilah kita perbanyak investasi akhirat kita dengan tangan yang selalu di atas.


No comments: