Tuesday, October 2, 2007

Mom's Birthday


Tanggal 2 Oktober yang lalu adalah hari ulang tahun Ibu yang ke-60. Tak terasa usia Ibu sudah kepala enam. Bagi saya, Ibu adalah segalanya. Ibulah orang yang paling berjasa dalam kehidupan saya.

Waktu saya lahir, ibu sempat mengalami perdarahan hebat dan sampai membutuhkan transfusi darah. Kebetulan waktu itu sulit sekali mencari golongan darah AB. Tapi alhamdulillah di PMI ada stok darah bergolongan AB. Urusan sudah selesai? Belum. Begitu darah ditransfusikan ke Ibu, tubuhnya langsung menggigil kedinginan sebagai reaksi penolakan atas darah yang masuk ke tubuhnya. Dokter langsung menyuruh transfusi dihentikan saat itu juga dan memerintahkan mencari stok darah bergolongan AB lagi. Saya tak bisa membayangkan bagaimana sakitnya Ibu saat itu. Sudahlah sakit karena setelah melahirkan saya, ditambah tubuh kecilnya yang lemas karena kekurangan darah hingga beberapa waktu lamanya.

Mungkin karena itulah saya menjadi anak yang paling dekat dengan Ibu : karena dilahirkan dari rahim Ibu dengan susah payah. Waktu Ibu menderita stroke beberapa waktu lalu, kakak, adik, bude, dan para sepupu-lah yang paling getol menyuruh saya pulang duluan ke Solo secepatnya. Karena mereka tahu, kehadiran saya di sisi Ibu insya Allah bisa menjadi obat bagi Ibu. Padahal saat itu istri saya habis mengalami perdarahan pada saat kehamilan di trimester pertama dan harus full bed rest di rumah.

Tahun 1990 Bapak meninggal di saat anak-anaknya masih duduk di bangku sekolah. Waktu itu kakak laki-laki saya kelas 2 atau 3 SMA, saya sendiri di kelas 5 SD, dan adik perempuan saya masih kelas 1 SD. Sejak itulah Ibu harus menanggung kehidupan kami semua.

Ibu adalah ibu rumah tangga biasa. Tapi kami bangga sekali dengan Ibu yang dengan segenap perjuangannya akhirnya kami bertiga bisa lulus kuliah dan ketiga-tiganya dari perguruan tinggi negeri. Kami sekolah dengan harta dan tabungan peninggalan Bapak yang tidak seberapa, tapi alhamdulillah cukup untuk hidup dan sekolah. Kadang kala ibu harus keluar masuk rumah tetangga untuk menawarkan baju-baju ataua barang-barang rumah tangga ke mereka. Kadang pula Ibu menggelar barang-barang dagangannya di majelis-majelis taklim. Tak seberapa mungkin Rupiah yang didapat, tapi perjuangan Ibu yang tak kenal lelah untuk menghidupi dan menyekolahkan kami menjadi spirit yang luar biasa bagi saya.

I do love you, Mom....

Doakan mudah-mudahan suatu hari nanti kami bertiga bisa menghajikan dan lebih membahagiakan Ibu. Amin.

No comments: